Minggu, 06 Mei 2012

SIFAT INGIN TAHU


Dikalangan anak kecil atau balita, sifat ingin tahu pada diri mereka sangat tinggi. Sifat ingin tahu ini dapat mengarahkan kepada hal positif ataupun negative. Selain dari balita, yang mempunyai rasa ingin tahu adalah para peniliti. Hal memang merupakan sifat yang harus ada pada diri seorang peneliti. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apa yang menyebabkan rasa keiinginan tahuan itu muncul pada balita dan penilit? Apakah keduanya memiliki kesamaan yang sangat mendasar?
Ini merupakan suatu  misteri yang menurut penulis perlu untuk ditelusuri. Menurut penulis rasa keiingin tahuan menggambarkan kualitas IQ yang dimiliki oleh sesorang baik balita atau peneliti. Teori mengatakan bahwa “rasa ingin tahu anak = anak cerdas”. Hal ini tentu saja berkaitan dengan seorang peniliti yang memiliki rasa ingin tahu sangat besar sudah pasti merupaka seorang yang cerdas. Misalnya Thomas Edison, Leonardo da Vinci, Albert Einstein, semuanya mempunyai karakter penasaran. Namun, apakah rasa ingin tahu muncul dengan begitu saja? Tentu tidak.
Banyak proses yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya. Salah satu cara yaitu dengan menambah ilmu yang diperolehnya. Balita dapat menambah ilmu dengan melihat apa saja disekitarnya. Dan seorang peniliti dengan membaca buku. Seorang balita semakin banyak melihat peristwa atau benda yang berbeda-beda akan menimbulkan pertnyaan atau rasa ingin taunya. Sedangkan seorang peniliti dengan membaca buku yang banyak dapat menumbuhkan rasa ingin taunya. Oleh karena itu, rasa ingin tau dapat timbul dengan melakukan/memperhatika hal yang berbeda disetiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar